Sebuah Imajinasi

Hari yang cerah, embun pagi bergelayut di ujung daun, seorang anak lelaki terlihat sedang bermain di sawah ayahnya. Rasa ingin tahunya tentang mengapa hanya ia  yang ditinggal ibunya. Bulan lalu ibunya pergi naik kereta entah ke mana tujuannya, meninggalkan bocah berumur 7 tahun dan air matanya. Seolah dunia terbagi dua, dia bingung memilih ingin tinggal bersama siapa.

***

Tahun 2090, pada suatu hari besar yaitu ulang tahun yang ke 114 manusia yang masih fana di bumi pada waktu itu. Lalu ia ditanyakan kepada dokter tentang siapa namanya dan dimana ia lahir. Namun, pria tua itu tidak bisa menjawabnya. Lalu sang dokter pun bertanya "Bagaimana kau bisa hidup tanpa mengetahui namamu?". Lalu si pria menjawab, "Yang kuingat hanyalah aku tidak punya nama, dan kita semua sebenarnya tidak ada". Sang dokter pun dibuat bingung, pria itu berkata lagi, "Coba lihat keluar jendela". Dokter melihat keluar jendela, dan semua gedung runtuh dan puing bangunan terbang ke atas langit dan tanah. "Apa yang terjadi?" Sang dokter bertanya, lalu pria tua menjawab dengan lemah, "Dunia ini tidak pernah ada, dunia ini hanya sebuah imajinasi dari seorang anak kecil tentang bagaimana dia hidup kedepannya, bagaimana ia jika tinggal bersama ibunya atau tinggal bersama ayahnya. Dunia kita hanyalah imajinasi jika ia tinggal bersama ayahnya,"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkenalan

HILANG #1

Gugur